Development Strategy for Culture-Based Tourism Infrastructure on Serangan Island

• Published in: Society (Bangka. Online) Vol. 12; no. 1; pp. 74 - 93
• Main Authors: Farhaeni, Mutria, Martini, Sri
• Format: Journal Article
• Language: English
• Published: Laboratorium Rekayasa Sosial, Jurusan Sosiologi, FISIP Universitas Bangka Belitung 31-10-2024
• Subjects: Culture-Based Tourism; Infrastructure Development; Serangan Island; Sustainable Tourism; SWOT Analysis
• ISSN: 2338-6932; 2597-4874
• DOI: 10.33019/society.v12i1.669

This research analyzes the strategy for developing culture-based tourism destinations on Serangan Island. The method used was interviews with a purposive sampling approach to determine key informants. The research results show that the culture-based tourism destinations on Serangan Island are Sakenen Temple, As-Syuhada Mosque, Fisherman’s Village, Marine Tourism, and Turtle Breeding. Then, it was analyzed using SWOT analysis, where the results were that the Serangan Island tourism destination had a strong internal and external position because it could maintain its existing culture. An alternative strategy that can be implemented according to the current conditions of tourism destinations is the S-O strategy, meaning that the management of tourism destinations on Serangan Island can use its strengths to attract tourists. This study concludes that Serangan Island has cultural-based tourism destinations: Sakenan Temple, Asy-Syuhada Mosque, Fisherman’s Village, Turtle Conservation, and Marine Tourism. In addition, a SWOT analysis is needed to determine internal development strategies (strengths and weaknesses) and external development strategies (opportunities and challenges). Support is needed from the government and the private sector to facilitate, market, and support the surrounding community. Prohibition signs are needed to prevent environmental damage and pollution. Protection of customs, traditions, and arts and culture of the Serangan community through regional or village regulations. Better transportation access, such as piers, small bridges, or local transportation, supports visitor accessibility and comfort. Strengthening the marketing of Serangan Island as a cultural destination through social media and digital tourism platforms.
Penelitian ini menganalisis strategi pengembangan destinasi pariwisata berbasis budaya di Pulau Serangan. Metode yang digunakan adalah wawancara dengan pendekatan purposive sampling untuk menentukan informan kunci. Hasil penelitian menunjukkan bahwa destinasi pariwisata berbasis budaya di Pulau Serangan meliputi Pura Sakenan, Masjid As-Syuhada, Kampung Nelayan, Wisata Bahari, dan Penangkaran Penyu. Selanjutnya, dilakukan analisis menggunakan analisis SWOT yang menunjukkan bahwa destinasi wisata Pulau Serangan memiliki posisi internal dan eksternal yang kuat karena mampu mempertahankan budaya yang ada. Strategi alternatif yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi destinasi wisata saat ini adalah strategi S-O, yaitu manajemen destinasi wisata di Pulau Serangan dapat menggunakan kekuatannya untuk menarik wisatawan. Studi ini menyimpulkan bahwa Pulau Serangan memiliki destinasi pariwisata berbasis budaya: Pura Sakenan, Masjid Asy-Syuhada, Kampung Nelayan, Konservasi Penyu, dan Wisata Bahari. Selain itu, analisis SWOT diperlukan untuk menentukan strategi pengembangan internal (kekuatan dan kelemahan) dan strategi pengembangan eksternal (peluang dan tantangan). Saran: Dukungan dari pemerintah dan sektor swasta diperlukan untuk memfasilitasi, memasarkan, dan mendukung masyarakat sekitar. Dibutuhkan tanda larangan untuk mencegah kerusakan lingkungan dan polusi. Perlindungan terhadap adat, tradisi, dan seni budaya masyarakat Serangan melalui peraturan daerah atau desa. Akses transportasi yang lebih baik, seperti dermaga, jembatan kecil, atau transportasi lokal, mendukung aksesibilitas dan kenyamanan pengunjung. Penguatan pemasaran Pulau Serangan sebagai destinasi budaya melalui media sosial dan platform pariwisata digital.