Collaborative Governance Networks Supporting Sustainable Ecotourism: A Case Study of Gili Iyang Island, Indonesia

The development of sustainable ecotourism on Gili Iyang Island, known for its high oxygen levels and unique local culture, requires collaboration among diverse stakeholders through effective governance networks. This study investigates the roles and contributions of key stakeholders—including the Su...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Published in:Society (Bangka. Online) Vol. 12; no. 1; pp. 94 - 110
Main Authors: Lubis, Lunariana, Tamrin, M. Husni, Musleh, Moh
Format: Journal Article
Language:English
Published: Laboratorium Rekayasa Sosial, Jurusan Sosiologi, FISIP Universitas Bangka Belitung 04-11-2024
Subjects:
Online Access:Get full text
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:The development of sustainable ecotourism on Gili Iyang Island, known for its high oxygen levels and unique local culture, requires collaboration among diverse stakeholders through effective governance networks. This study investigates the roles and contributions of key stakeholders—including the Sumenep District Tourism, Culture, Youth, and Sports Office (Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Sumenep or Disparbudpora), the Andang Taruna Tourism Awareness Group (Kelompok Sadar Wisata Andang Taruna or Pokdarwis), village governments, and local communities—in developing ecotourism on Gili Iyang Island, Indonesia. Using a qualitative case study approach, data were collected through in-depth interviews, observations, and document analysis. Findings show that governance networks are crucial in enhancing community empowerment, building local capacity, and improving infrastructure to support ecotourism. Nevertheless, challenges remain, including limited resources, conflicts between villages, and minimal private-sector engagement. Strengthening Pokdarwis’ managerial capacity, fostering inter-community synergies, and attracting private sector involvement are identified as essential strategies to ensure sustainable ecotourism. This research contributes to the broader literature on collaborative governance in remote island ecotourism, offering practical insights for policymakers and stakeholders aiming to create resilient, community-driven tourism initiatives that can be adapted to similar island settings. Pengembangan ekowisata berkelanjutan di Pulau Gili Iyang, yang terkenal dengan tingkat oksigen yang tinggi dan budaya lokal yang unik, membutuhkan kolaborasi di antara berbagai pemangku kepentingan melalui jaringan tata kelola yang efektif. Studi ini menyelidiki peran dan kontribusi para pemangku kepentingan utama-termasuk Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Sumenep (Disparbudpora), Kelompok Sadar Wisata Andang Taruna (Pokdarwis), pemerintah desa, dan masyarakat setempat-dalam mengembangkan ekowisata di Pulau Gili Iyang, Indonesia. Dengan menggunakan pendekatan studi kasus kualitatif, data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan analisis dokumen. Temuan menunjukkan bahwa jaringan tata kelola sangat penting dalam meningkatkan pemberdayaan masyarakat, membangun kapasitas lokal, dan meningkatkan infrastruktur untuk mendukung ekowisata. Namun demikian, masih ada beberapa tantangan yang dihadapi, termasuk sumber daya yang terbatas, konflik antar desa, dan minimnya keterlibatan sektor swasta. Memperkuat kapasitas manajerial Pokdarwis, membina sinergi antar masyarakat, dan menarik keterlibatan sektor swasta diidentifikasi sebagai strategi penting untuk memastikan ekowisata yang berkelanjutan. Penelitian ini berkontribusi pada literatur yang lebih luas tentang tata kelola kolaboratif dalam ekowisata pulau terpencil, menawarkan wawasan praktis bagi para pembuat kebijakan dan pemangku kepentingan yang bertujuan untuk menciptakan inisiatif pariwisata yang tangguh dan digerakkan oleh masyarakat yang dapat diadaptasi ke lingkungan pulau-pulau yang serupa.
ISSN:2338-6932
2597-4874
DOI:10.33019/society.v12i1.663