PERSEPSI DAN KEPATUHAN NELAYAN TANJUNGBALAI ASAHAN SUMATERA UTARA DALAM MENDUKUNG PERIKANAN TANGKAP YANG BERKELANJUTAN (Fishermen’s Perception and Compliance to Support Sustainable Capture Fisheries in Tanjungbalai Asahan, North Sumatra)
ABSTRACTThe government’s programs on the sustainability of fisheries management had not been fully supported by fishermen. We had conducted a research in Tanjungbalai Asahan, North Sumatra to understand the fishermen’s perception on the criteria’s of environmental friendly fishing gears, perception...
Saved in:
Published in: | Marine fisheries (Online) Vol. 8; no. 2; pp. 163 - 174 |
---|---|
Main Authors: | , , |
Format: | Journal Article |
Language: | English Indonesian |
Published: |
Bogor Agricultural University
28-11-2017
|
Online Access: | Get full text |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | ABSTRACTThe government’s programs on the sustainability of fisheries management had not been fully supported by fishermen. We had conducted a research in Tanjungbalai Asahan, North Sumatra to understand the fishermen’s perception on the criteria’s of environmental friendly fishing gears, perception about the exsistence of fisheries resources, and the compliance to the rule. The results showed that the fishermen who use selective gears (such as: traps and dregdes) had better understanding on the criteria’s of environmentally friendly fishing gears than the fishermen who use unselective gears (such as: trawls and pushnets). The fishermen who use gillnets scored the exsistence of fisheries resources lower than others. The fishermen who use trawls and pushnets had the lowest compliance, while traps had the highest. There was a correlation between fisherman’s perception (about the criteria’s of environmentally friendly fishing gear and about the sustainable fisheries) and the compliance to the rule.Keywords: Code of Conduct for Responsible Fisheries, Compliance, Perception, Sustainable, Tanjungbalai AsahanABSTRAKProgram pemerintah dalam pengelolaan perikanan yang berkelanjutan belum sepenuhnya mendapat respon yang baik dari nelayan. Nelayan banyak yang tidak mematuhi aturan yang berlaku, seperti; penggunaan alat tangkap yang dilarang, tidak memiliki dokumen perizinan, dan tidak melaporkan hasil tangkapan. Penelitian telah dilakukan di Tanjungbalai Asahan, Sumatera Utara yang bertujuan untuk mengetahui persepsi nelayan terhadap kriteria alat penangkap ikan yang ramah lingkungan menurut Code of Conduct for Responsible Fisheries (CCRF), persepsi terhadap keberadaan sumberdaya perikanan, dan kepatuhan terhadap aturan yang berlaku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nelayan yang menggunakan alat tangkap yang lebih selektif (seperti: bubu dan penggaruk) menilai kriteria alat penangkap ikan yang ramah lingkungan lebih baik daripada nelayan yang menggunakan alat tangkap yang kurang selektif (seperti: pukat tarik dan pukat dorong). Nelayan yang menggunakan jaring insang menilai keberadaan sumberdaya perikanan dengan skor yang lebih rendah daripada nelayan lainnya. Nelayan pukat tarik dan pukat dorong memiliki kepatuhan yang paling rendah, sedangkan nelayan bubu memiliki kepatuhan yang paling tinggi. Terdapat korelasi antara persepsi nelayan (persepsi terhadap kriteria alat tangkap ramah lingkungan dan persepsi terhadap keberadaan sumberdaya perikanan) dengan kepatuhan terhadap aturan.Kata kunci: Tata Laksana Perikanan Bertanggungjawab, Kepatuhan, Persepsi, Berkelanjutan, Tanjungbalai Asahan |
---|---|
ISSN: | 2087-4235 2541-1659 |
DOI: | 10.29244/jmf.8.2.163-174 |