Respons psikososial dan kesejahteraan psikologis pasien filariasis di Kota Ambon
Filariasis (kaki gajah) merupakan penyakit tropis yang sangat umum terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Filariasis disebabkan oleh penularan mikroorganisme melalui gigitan nyamuk. Meskipun filariasis tidak mengakibatkan kematian, kecacatan yang ditimbulkan dapat berdampak pada tekanan psikologis...
Saved in:
Published in: | Jurnal psikologi ulayat : Indonesian journal of indigenous psychology Vol. 7; no. 1; pp. 24 - 37 |
---|---|
Main Authors: | , , , |
Format: | Journal Article |
Language: | English |
Published: |
Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara
16-06-2020
|
Subjects: | |
Online Access: | Get full text |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Filariasis (kaki gajah) merupakan penyakit tropis yang sangat umum terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Filariasis disebabkan oleh penularan mikroorganisme melalui gigitan nyamuk. Meskipun filariasis tidak mengakibatkan kematian, kecacatan yang ditimbulkan dapat berdampak pada tekanan psikologis penderita, seperti: depresi, kecemasan, demotivasi, serta melemahnya produktivitas dan minat sosial. Respons psikososial penderita dapat berupa pemikiran negatif dan positif. Pemikiran positif ini mampu mengarahkan penderita untuk mencapai kesejahteraan psikologis. Tujuan penelitian ini ialah untuk mendeskripsikan respons psikososial dan kesejahteraan psikologis (well-being) pada pasien filariasis. Penelitian ini menggunakan wawancara mendalam terhadap dua partisipan yang direkrut melalui teknik purposive sampling. Hasil penelitian ini terangkum dalam empat kategori, yaitu: 1). tidak dikucilkan, 2). optimis, 3). dampak negatif, dan 4). hubungan sosial. Dari studi ini, dapat disimpulkan bahwa kecacatan yang dialami partisipan akibat filariasis mengakibatkan dirinya bergantung terhadap orang lain serta mendapat perlakuan negatif dari lingkungannya. Meskipun demikian, kesejahteraan psikologis yang dicapai partisipan dipengaruhi oleh kondisi bahwa ia tidak dikucilkan oleh lingkungan keluarganya sehingga memunculkan rasa optimis dan minat sosial. Hal itu memotivasi partisipan untuk terus menjalin relasi sosial dengan lingkungan yang lebih luas. |
---|---|
ISSN: | 2088-4230 2580-1228 |
DOI: | 10.24854/jpu98 |